KORANMETRO.com, JAKARTA - Tahun 2014 baru saja dilewati dengan
berbagai macam peristiwa yang mewarnai perjalanan bangsa Indonesia dalam
mengisi kemerdekaan.
Diskusi
Refleksi Akhir Tahun 2014 Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE)
menyelenggarakan talkshow bulanan guna memberikan pandangan dan perspektif
IABIE terhadap berbagai kejadian penting di tanah air selama 2014 serta apa
yang harusnya dilakukan di tahun 2015 khususnya dalam 5 bidang yaitu
perpolitikan nasional, kemaritiman bangsa, energy dan perminyakan, manajemen
bencana dan ketahanan pangan negara.
Tidak
sampai di situ, IABIE juga melakukan evaluasi hasil-hasil program pembangunan
serta memberikan rekomendasi terhadap action plan yang harus dilakukan komponen
bangsa dan juga peran apa yang bisa dilakukan IABIE.
Dengan
keynote Speech Ketua Presidium IABIE Arif Budhi S., B.Eng., M.Eng alumni OFP 3
Jepang, serta para pembicara yaitu Dr. Poempida Hidayatullah, B.Eng (Hon).,
PhD, DIC, alumni - STAID 1 UK yang membahas Refleksi Perpolitikan Nasional, Dr.
Nur Mahmudi Ismail, MSc, alumni - OFP 4 USA dengan topik Refleksi Ketahanan
Pangan Nasional, Dr. Kaharuddin Djenod, M.Eng, alumni - STAID 2 Jepang membahas
refleksi Kemaritiman Nasional, Dr. Darmawan Prasojo Alumni - STMDP 1 USA
mengenai refleksi Energi dan Perminyakan Nasional. Dan Prof. Dr. Edvin Aldrian,
alumni -STMDP 1 Kanada, Refleksi Manajemen Bencana/Disaster Management.
Dengan
moderator Oni Bibin Bintoro, Dipl Ingenieur., MBA., MSc alumni - OFP 2.
Yani
Marlisna Jaya, MSc. Alumni - OFP 2 Jepang sebagai pemandu acara.
"Konstalasi
politik di Indonesia tahun 2014 lalu telah membuka mata dan pikiran serta
konsentrasi masyarakat kepada dua moment penting yaitu Pemilu Legislatif dan
Pemilu Presiden," kata DR. Poempida Hidayatulloh B. Eng, (HON)., Ph.D,
DIC. Acara digelar di Hotel Amazing Jl. RP Suroso Menteng Jakarta.
Sedangkan
Director of research and Development Center Meteorological Climotological and
Geophysical Agency (BMKG) Prof. Dr. Edvin Aldrian dalam topik pembahasan
Refleksi Manajemen Bencana menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang
sangat rawan akan bencana alam.
"Ini
dikarenakan negara kita yang terletak didaerah tropis dan sekaligus merupakan
negara kepulauan yang berada diantara dua benua dan dua samudera serta berada
di 3 lempeng aktif tektonik dunia. Ditambah dengan banyaknya gunung api yang
aktif. Bahkan Indonesia disebut sebagai laboratorium bencana dunia karena
berbagai bencana sering terjadi di Indonesia," ujar Prof. Dr. Edwin
Aldrian.
Masih
kata Prof. Dr. Edwin Aldrian, dalam menangani bencana harus dibagi dalam 2
tahap yaitu tahapan sebelum dan sesudah bencana.
Topik
refleksi kemaritiman nasional yang dibedah oleh Dr. Kaharuddin Djenod, M.Eng
yang adalah alumni STAID 2 Jepang menerangkan bahwa kemaritiman Indonesia kian
terpuruk ditengah semakin majunya negara tetangga yang memiliki potensi maritim
yang jauh lebih terbatas.
Mantan
Presiden ke 3 BJ. Habibie memotori bangkitnya kemaritiman bangsa melalui
dibangunya 2 pilar Industri yaitu PT. DI untuk kedirgantaraan dan PT. PAL
Indonesia untuk kemaritiman bisa dijadikan landasan untuk tetap bisa bertahan
dalam keterpurukan.
Alumni
STAID Dr. Ade Jamal, menjabarkan refleksi pendidikan tingkat tinggi Indonesia.
Ia menjelaskan pasar bebas ASEAN atau yang biasa disebut masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA) tahun 2015 ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi dunia
pendidikan khususnya Perguruan Tinggi (PT).
"PT harus bersaing dalam
menyiapkan tenaga kerja yang nantinya mereka ini akan bersaing dengan SDM dari
negara lain yang memiliki Perguruan Tinggi dengan peringkat yang jauh diatas PT
kita. Dan hanya sedikit PT yang sungguh-sungguh meningkatkan produktivitas
dalam penelitian dan publikasi hasil penelitiannya. (ian)